Kisah Nabi Hud AS dan Kaum ‘Aad

Nabi Hud AS adalah nabi keempat yang patut kita imani. Di dalam Al-Qur’an, nama Nabi Hud AS diabadikan sebagai nama surat. Surat tersebut merupakan surat ke-11 yang ada di Al-Qur’an.

Kisah hidup Nabi Hud AS berkaitan erat dengan kaum ‘Aad, kaum yang merupakan keturunan Nabi Nuh AS dan tinggal di suatu wilayah bukit berpasir di Arab yang bernama Al-Ahqaf.

Kaum ‘Aad termasuk suku tertua di dunia dengan peradaban yang maju serta memiliki bangunan-bangunan yang tinggi, sebagaimana yang tertuang dalam QS. Al-Fajr ayat 6-8 berikut ini:

Tidakkah engkau (Muhammad) memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap (kaum) ‘Ad? (yaitu) penduduk Iram (ibukota kaum ‘Ad) yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu di negeri-negeri lain.

Kaum ‘Aad hidup sangat makmur. Mereka memiliki peradaban yang tinggi dan unggul dalam bidang pertanian karena menyimpan air yang melimpah. Mereka juga memiliki harta dan binatang ternak yang banyak. Tempat mereka juga menjadi ladang yang subur dan hijau, penuh dengan kebun-kebun yang indah.

Namun meskipun demikian, kekayaan yang diberikan Allah SWT kepada kaum ‘Aad malah membuat mereka menjadi tamak, lupa diri, dan jauh dari Allah SWT. Mereka menyembah berhala yang diberi nama Shamud, Shada, dan Al-Haba. Maksiat pun turut merajalela. Hingga pada akhirnya, Allah SWT mengutus Nabi Hud AS untuk memperbaiki akhlak kaum ‘Aad.

Dan ingatlah (Hud) saudara kaum ‘Aad yaitu ketika dia mengingatkan kaumnya tentang bukit-bukit pasir dan sesungguhnya telah berlalu beberapa orang pemberi peringatan sebelumnya dan setelahnya (dengan berkata), “Janganlah kamu menyembah selain Allah, aku sungguh khawatir nanti kamu ditimpa azab pada hari yang besar.” (QS. Al-Ahqaf: 21).

Setelah diangkat menjadi nabi, Nabi Hud AS mulai memberi peringatan kepada kaum ‘Aad untuk menyembah Allah SWT.

Dan kepada kaum ‘Aad (Kami utus) saudara mereka, Hud. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. (Selama ini) kamu hanyalah mengada-ada. (QS. Hud: 50).

Usaha keras Nabi Hud AS dalam berdakwah juga diabadikan dalam surat lain. Allah SWT berfirman:

Dan kamu membuat benteng-benteng dengan harapan kamu hidup kekal? Dan apabila kamu menyiksa, maka kamu lakukan secara kejam dan bengis. Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku, Dan tetaplah kamu bertakwa kepada-Nya yang telah menganugerahkan kepadamu apa yang kamu ketahui. Dia (Allah) telah menganugerahkan kepadamu hewan ternak dan anak-anak, dan kebun-kebun, dan mata air, Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang besar. (QS. Asy-Syu’ara 128-135).

Alih-alih percaya pada Nabi Hud AS, kaum ‘Aad justru melemparkan cemoohan dan menyebut Nabi Hud AS gila.

Mereka (kaum ‘Ad) berkata, “Wahai Hud! Engkau tidak mendatangkan suatu bukti yang nyata kepada kami, dan kami tidak akan meninggalkan sesembahan kami karena perkataanmu dan kami tidak akan mempercayaimu, kami hanya mengatakan bahwa sebagian sesembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu.” Dia (Hud) menjawab, “Sesungguhnya aku bersaksi kepada Allah dan saksikanlah bahwa aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. (QS Hud: 53-54).

Suatu ketika, terjadilah masa dimana muka bumi menjadi kering dan langit tidak lagi menurunkan hujan. Matahari menyengat sangat kuat seperti percikan api yang menimpa kepala manusia.

Kaum ‘Aad bertanya kepada Nabi Hud AS. “Mengapa terjadi kekeringan ini wahai Hud?” Nabi Hud AS menjawab.” Sesungguhnya Allah SWT murka kepada kalian. Jika kalian beriman, maka allah SWT akan rela kepada kalian dan menurunkan hujan.”.

Bukannya beriman mengikuti perkataan Nabi Hud AS, mereka justru mengejek Nabi Hud AS. Keangkuhan kaum ‘Aad ini pada akhirnya membuat Allah SWT menunjukkan kekuasaanNya yang lain yaitu dengan menurunkan awan hitam yang pekat.

Melihat keadaan yang begitu ganjil, kaum ‘Aad keluar dari rumah untuk melihat awan itu. Akhirnya mereka berkata, “Itulah awan panjang, menandakan sebentar lagi hujan akan turun untuk menyiram tanah tanaman kita, memberi minum kepada binatang-binatang ternak kita.”

Nabi Hud AS lalu berkata kepada mereka, “Itu bukan awan rahmat, tetapi awan yang membawa angin samun yang akan menewaskan kamu semua. Angin yang penuh dengan siksa yang sepedih-pedihnya.”

Tak berselang lama, angin itu berhembus luar biasa hebatnya. Binatang ternak mereka yang sedang berkeliaran, terbang berhamburan. Yang kecil dan yang besar terbang meninggi ke langit.

Sedangkan kaum ‘Aad, mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang sangat dingin, Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus; Maka kamu melihat kaum ‘Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk). (QS Al-Haqqah: 6-7).

Adapun Nabi Hud AS dan pengikutnya yang setia tetap tinggal di rumah mereka tanpa merasakan sedikit pun bahaya angin ribut yang dahsyat itu.

Setelah peristiwa tersebut, Nabi Hud AS bersama para pengikutnya pindah dari negeri kaum ‘Aad ke daerah Hadramaut. Nabi Hud AS pindah karena negeri kaum ‘Aad sudah rusak dan berantakan.

Akhirnya, Nabi Hud AS dan pengikutnya menetap di Hadramaut hingga mereka wafat.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

five + 1 =

Kolaborasi kebaikan untuk kemaslahatan bersama.

Wujudkan cita-cita generasi untuk masadepan bangsa.

Relawan
0 +
Program
0
Penerima Manfaat
0 k+
John Doe
John Doe@username
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.
John Doe
John Doe@username
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.
John Doe
John Doe@username
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Ringankan Kebaikan, Beratkan Timbangan.

Kami berkomitmen untuk memberikan dampak nyata bagi masyarakat, terutama anak yatim dan kaum dhuafa.

Investasikan kepedulian Anda untuk masa depan mereka yang lebih baik. Jadilah bagian dari perubahan, uluran Anda adalah kunci harapan mereka.

Newsletter

Dana yang didonasikan melalui Mizan Amanah bukan bersumber dan bukan untuk tujuan pencucian uang (money laundry), termasuk terorisme maupun tindak kejahatan lainnya.

Download Aplikasi:

2025 © Mizan Amanah. All Rights Reserved.