“Sedekah itu ibarat hujan” adalah perumpamaan yang indah. Hujan menyirami bumi, memberikan kehidupan pada tanaman, hewan, dan manusia tanpa pilih kasih. Begitu pula dengan sedekah, yang memberikan manfaat kepada orang lain tanpa memandang siapa penerimanya.
Seperti hujan yang turun membawa berkah, sedekah juga mendatangkan kebaikan dan pahala bagi yang memberi, serta menyejukkan hati orang yang menerima. Sedekah menghidupkan nilai-nilai kebaikan dalam masyarakat dan menumbuhkan kasih sayang di antara manusia.
Setiap orang yang lahir ke dunia ini pasti sudah ditetapkan rezekinya masing-masing oleh Allah SWT. Namun untuk mendapatkannya, seseorang tidak bisa hanya dengan diam saja menunggu rezeki itu datang menghampirinya. Ia harus berusaha mencarinya, bekerja keras mendapatkannya, dan mengeluarkan usaha terbaik yang dimilikinya.
Sebuah usaha yang dilakukan pun tidak akan berjalan lancar jika hanya mengandalkan aspek kemampuan diri saja. Ada aspek lain yang harus dilibatkan, yakni campur tangan Allah SWT, Sang Maha Pemberi Rezeki.
Kita bisa memohon kepada Allah SWT dengan berdo’a di setiap waktu agar senantiasa dimudahkan dalam jalan menjemput rezeki. Selain itu, cara lain yang bisa kita lakukan untuk menjemput rezeki dari Allah SWT adalah dengan jalan bersedekah.
Secara logika, sedekah merupakan kegiatan mengeluarkan sesuatu yang kita miliki untuk diberikan kepada orang lain yang membutuhkan. Dan dari sini kita dapat membayangkan bahwa dengan bersedekah, maka sesuatu yang kita miliki akan berkurang karena diberikan kepada orang lain. Apakah hal tersebut benar adanya? Mari kita simak ayat Al-Qur’an dibawah ini!
Allah SWT berfirman:
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 261).
Orang yang bersedekah ternyata tidak akan merasa berkurang, justru Allah SWT akan melipatgandakan rezekinya menjadi berkali-kali lipat. Apakah rezeki yang dilipatgandakan ini wujudnya sama dengan apa yang kita sedekahkan? Belum tentu!
Rezeki ini tidak selamanya dibalas dengan wujud seperti apa yang kita sedekahkan sebelumnya. Artinya, bukan berarti ketika kita telah mengeluarkan sedekah sebesar Rp.500.000, maka Allah SWT akan membalasnya dengan nominal yang sama atau lebih. Prinsip perhitungan sedekah merupakan prinsip perhitungan Allah SWT yang berbeda dengan prinsip perhitungan manusia.
Rezeki itu bentuknya tidak hanya berupa harta saja, namun bisa berupa nikmat kesehatan, keselamatan, karir yang bagus, usaha yang lancar, dan lain lain. Ketika kita diberi rezeki berupa kesehatan atau keselamatan, itu bisa jadi datangnya dari sedekah yang kita keluarkan. Begitu juga saat kita dijauhkan dari keburukkan yang mengancam karir atau usaha kita, bisa sangat mungkin yang menjadi bentengnya adalah amal kita berupa sedekah.
Sejatinya, tidak ada satu pun aktivitas di dunia ini yang terlepas dari campur tangan Allah SWT. Untuk itu, kita sebagai umat Islam dianjurkan untuk senantiasa taat dalam menjalankan perintahNya, salah satunya dengan membantu orang lain melalui sedekah.
Dengan sedekah, kita tidak hanya sekedar membantu orang lain yang kesulitan, namun juga kita mendapatkan rezeki yang berlipat ganda dari Allah SWT.