Dalam sejarahnya, Indonesia pernah mengalami masa penjajahan. Bukan dalam hitungan tahun, namun hingga hitungan abad. Dan pada akhirnya, masa penjajahan tersebut berakhir pada tanggal 17 Agustus 1945, ditandai dengan adanya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Banyak pihak yang berperan dalam kemerdekaan Indonesia kala itu. Dan banyak diantaranya yang berasal dari kalangan muslim. Mereka turun langsung memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Hal ini juga telah diakui oleh para panglima TNI yang berjuang bersama dalam memerdekakan Indonesia.
Salah satu tokoh muslim yang turun langsung dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia adalah Panglima Besar Jenderal Sudirman. Beliau merupakan pahlawan yang memiliki 2 peran sekaligus, yaitu sebagai seorang kiai dan juga pimpinan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Sebagai Panglima TNI, Jenderal Sudirman menjadi incaran penjajah. Namun, Jenderal Sudirman mampu menjalankan tugasnya dengan baik, bahkan mungkin menjadi satu-satunya panglima TNI yang tidak mampu ditangkap oleh penjajah.
Ada 3 hal baik yang dilakukan Jenderal Sudirman selama hidupnya. Pertama, beliau senantiasa menjaga diri dalam keadaan suci dengan cara menjaga wudhu. Kedua, beliau selalu berusaha shalat di awal waktu. Ketiga, beliau selalu berbakti kepada orang tua. 3 hal tersebut merupakan hal-hal baik yang diajarkan dalam agama Islam dan terbukti dapat dirasakan manfaatnya oleh orang yang melaksanakannya.
Selain Jenderal Sudirman, masih banyak lagi peran umat muslim lain dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Salah satunya, ketika umat muslim bersedia bersikap legawa dalam penghapusan 7 kata di Piagam Jakarta yang merupakan salah satu bukti eksistensi Islam sebagai dasar negara.
Dalam rangkaian momen perjuangan ini, sudah tak terhitung lagi berapa banyaknya para syuhada yang mengorbankan jiwa dan raga dalam memperjuangkan kemerdekaan, baik perjuangan dalam hal peperangan bersenjata maupun peperangan intelektual. Yang jelas, Indonesia merdeka karena kontribusi umat muslim yang sangat besar. Dan hal tersebut tidak bisa dinafikan.
Perjuangan tersebut telah mengantarkan rakyat Indonesia mendapatkan kemerdekaan. Namun yang disayangkan, peranan besar tersebut belum seutuhnya dapat dirasakan timbal baliknya bagi umat muslim itu sendiri.
Pendidikan umat muslim di Indonesia hingga kini masih tertinggal, sehingga masih terasa sulit untuk bersaing dengan kalangan lainnya seperti kalangan non muslim. Banyak faktor yang menjadi penyebab hal ini terjadi. Dan salah satu penyebabnya adalah faktor ekonomi.
Kita tahu bahwa ekonomi menjadi dasar pemenuhan kebutuhan kita sehari-hari. Termasuk urusan pendidikan. Dan pendidikan juga menjadi pondasi penting untuk keberlangsungan hidup generasi muda di masa depan. Karena dengan memiliki dasar pendidikan, sumber daya manusia yang ada menjadi terdidik.
Namun sayangnya, ketimpangan ekonomi yang ada ini berimbas pada ketimpangan pendidikan pula. Banyak anak-anak di Indonesia yang memiliki cita-cita luhur, bermakna dan kaya akan manfaat untuk jangka panjang dan jangkauan luas, namun karena tidak di topang dengan ekonomi yang cukup, banyak yang akhirnya memutuskan untuk berhenti mengenyam bangku pendidikan.
Mizan Amanah, sebagai lembaga yang menaungi anak yatim, memiliki kepedulian tinggi terhadap pendidikan untuk anak-anak. Disini, semua anak memiliki potensi positif yang tentunya membutuhkan dukungan banyak pihak agar potensi tersebut dapat berkembang dan menjadi kebermanfaatan untuk banyak pihak, termasuk untuk kemajuan negeri ini.
Maka dari itu, kami dari Mizan Amanah mengajak kepada para Sahabat Dermawan, untuk turut berkontribusi mewujudkan cita-cita anak yatim, untuk mengembangkan potensi mereka agar kelak dapat menjadi agen kebermanfaatan di masa depan yang akan kita nikmati manfaatnya bersama-sama.
Rekening Donasi:
BCA 139 300 4952
Mandiri 132 000 653 1140
Mandiri Syariah 727 777 7775
Muamalat 4 080 400 000
BNI 01 520 10118
BRI 013 7010003 793 03
