SEJARAH LEBARAN YATIM
Sahabat Dermawan, lebaran yatim bagi masyarakat muslim Indonesia telah ada sejak lama, bahkan menjadi tradisi ditengah masyarakat kita saat ini, khususnya disetiap tanggal 10 Muharram (Asyura).
Hal ini berangkat dari sebuah dalil yang ada di dalam sebuah kitab Tanbih al-Ghafilin karya Ibrahim as-Samanqandi (hal 373 H) diriwayatkan:
عن ابن عباس رضي الله عنهما قال قال رسول الله صلي الله عليه وسلم: مَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أَعْطَاهُ اللَّهُ تَعَالَى ثَوَابَ عَشْرَةِ آلافِ مَلَكٍ ، وَمَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أُعْطِيَ ثَوَابَ عَشْرَةِ آلَافِ حَاجٍّ وَمُعْتَمِرٍ وَعَشْرَةِ آلافِ شَهِيدٍ ، وَمَنْ مَسَحَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِ يَتِيمٍ يَوْمَ عَاشُورَاءَ رَفَعَ اللَّهُ تَعَالَى لَهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ دَرَجَةً.
Dari Ibnu Abbas Radiyaallahhu ‘Anhuma: “Siapa yang berpuasa para hari Asyura (tanggal 10) Muharran, niscaya Allah akan memberikan seribu pahala malaikat, pahala sepuluh ribu orang berhaji dan umrah, dan pahala seribu orang mati syahid. Dan siapa yang mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, niscaya Allah mengangkat derajatnya pada setiap rambut yang diusapnya.”
Meski begitu menurut Ahmad Zarkasih salah seorang penulis buku ‘Muharram Bukan Bulan Hijrahnya Nabi’ mengatakan, bahwa hadits tentang menyantuni anak yatim pada 10 Muharram itu kesemuanya dalam status yang dhaif alias lemah.
Beberapa ulama menjelaskan, meski hadits ini memiliki sanad yang dhaif alias lemah, tetapi isinya boleh diamalkan, karena mengandung unsur kebaikan-kebaikan (fadla’ilul a’mal).
Oleh karenanya istilah lebaran yatim atau Idul Yatama (Hari Raya Anak Yatim) lebih tepat merupakan ungkapan hari kebahagiaan anak-anak yatim karena dimomen tersebut banyak orang yang memberikan perhatian dan santunan kepada mereka.
Tak heran ketika dalil tersebut juga dapat ditemukan di berbagai kitab seperti Manaahiij al-Imdaad, Arba’u al-Majaalis karya al-Khatib al-Baghdadi, Fawaid al-Hadith karya Abu Dzar al-Harawi, Musnad al-Rabi’ ibn al-Habib, serta Fadhaail al-Awqaat karya al-Baihaqi.
HADITS MENYANTUNI YATIM
dalam sebuah riwayat dari Sahabat Umar bin Khattab, Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang mengasuh (memelihara dan mendidik) anak yatim, dan aku berada seperti ini di surga.” Beliau menunjukkan dua jari (jari telunjuk dan jari tengahnya) sebagai isyarat. (HR. Muslim)
dalam ajaran Islam, berbuat baik kepada yatim bukan hanya berupa bantuan materi atau kebutuhan fisik semata, tetapi juga mencakup perhatian, kasih sayang, dan pendidikan yang baik.
Sehingga siapapun yang melakukan hal ini, ia berhak mendapatkan pahala besar dan termasuk ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah SWT. Oleh karena itu, mengasuh anak yatim adalah suatu amal yang sangat dihargai dan dianjurkan dalam ajaran Islam.
KEUTAMAAN MENYANTUNI YATIM
Sedikitnya ada 6 keutamaan ketika Sahabat menyantuni anak-anak Yatim, diantaranya:
- Di Doakan oleh Anak-Anak Yatim
Salah satu keistimewaan dari menyantuni yatim adalah bahwa mereka akan mendoakan orang yang telah membantu dan merawat mereka. Doa dari yatim dianggap sebagai doa yang dikabulkan oleh Allah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Orang yang merawat seorang janda atau orang miskin adalah seperti mujahid di jalan Allah, atau seperti orang yang shalat di malam hari dan berpuasa di siang harinya.” (HR. Bukhari)
Meskipun hadits ini secara khusus menyebutkan janda dan orang miskin, prinsip keutamaan juga dapat diterapkan pada anak yatim, karena mereka juga termasuk dalam golongan orang yang membutuhkan perhatian dan bantuan.
- Sebagai Sarana untuk Mendekatkan Diri kepada Allah
Dalam Al-Quran, Allah SWT menyatakan bahwa membantu yatim adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Dengan menyantuni yatim, seseorang menunjukkan rasa belas kasihan dan kasih sayang, yang merupakan sifat-sifat yang disukai oleh Allah
“Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat, dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, dan musafir yang dalam perjalanan, dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (Surah An-Nisa, 4:36)
Ayat ini menekankan pentingnya berbuat baik kepada anak-anak yatim dan orang-orang yang membutuhkan sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah.
- Amalan yang berpahala besar
Menyantuni yatim adalah salah satu amal kebaikan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Nabi Muhammad SAW sendiri telah menekankan pentingnya merawat yatim dan menyatakan bahwa orang yang menyantuni yatim akan bersama-sama dengannya di Surga
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Saya dan orang yang menanggung anak yatim akan bersama-sama di Surga seperti ini,” lalu beliau Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari-jari telunjuk dan tengah beliau. (HR. Bukhari)
Nabi Muhammad SAW menekankan bahwa menyantuni yatim dan merawat mereka dengan baik adalah amal kebaikan yang sangat dihargai oleh Allah. Beliau menggunakan perumpamaan dengan menunjukkan dua jari yang terpisah untuk menggambarkan bahwa dirinya dan orang yang merawat anak yatim akan bersama-sama di Surga dengan pahala yang besar.
- Sebagai Penebus Dosa
Dalam ajaran Islam, berbuat baik seperti menyantuni yatim dapat menjadi bentuk upaya untuk menebus dosa-dosa. Hal ini karena Sahabat berupaya membantu mereka yang membutuhkan dan berkontribusi pada kesejahteraan sosial
“Allah akan menghapuskan dosa-dosa orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh, lalu Allah akan memberi balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Surah At-Tahrim, 66:8)
Ayat ini menegaskan bahwa Allah SWT akan menghapus dosa-dosa orang-orang yang beriman dan melakukan amal saleh. Merawat yatim termasuk di antara amal saleh yang dapat menhapuskan dosa.
- Dapat mengurangi Kesenjangan Sosial
Merawat anak yatim membantu mengurangi kesenjangan sosial dengan memberikan kesempatan yang lebih baik untuk masa depan mereka. Oleh karenanya dengan menyantuni anak Yatim dapat membantu menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berempati.
- Menjadi Inspirator Kebaikan
Ketika seseorang menyantuni yatim, tindakan tersebut dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan kebaikan yang serupa. Sehingga, ketika kita berbuat baik, kita dapat membantu memperluas lingkaran kebaikan di sekitar kita.
CARA MENYANTUNI YATIM
Agar proses dalam menyantuni anak-anak yatim bisa lebih tepat sasaran, Sahabat bisa melakukannya dengan cara:
- Mencari lembaga atau yayasan amanah yang terpercaya
Cari lembaga atau yayasan yang berfokus pada penyaluran bantuan kepada anak yatim. Pastikan lembaga tersebut sah, terpercaya, seperti Mizan Amanah yang memiliki legalitas dan telah di audit lebih dari 10x berturut turut dengan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
- Membantu secara finansial:
Salah satu cara paling umum untuk menyantuni anak yatim adalah dengan memberikan bantuan finansial secara rutin atau berkala. Bantuanini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, pendidikan, dan kesehatan anak yatim. Klik disini untuk membantu kebutuhan sehari-hari anak yatim
- Mensponsori pendidikan anak yatim
Bantu menyediakan dana pendidikan bagi anak yatim. Dukung biaya sekolah, buku, seragam, atau alat tulis yang mereka butuhkan untuk meraih pendidikan yang layak. Seperti santri yatim yang saat ini tengah menempuh pesantren di daerah Cianjur yang belum memiliki fasilitas memadai, Sahabat bisa ikut membantu melaui link ini
- Memberikan perhatian dan dukungan emosional
Jalin hubungan yang hangat dan saling peduli dengan anak yatim. Bersama Mizan Amanah Sahabat dapat memberikan dukungan emosional dan motivasi agar mereka merasa dihargai dan termotivasi untuk menggapai impian mereka sehingga kelak dapat menjadi orang yang bermanfaat seperi Sahabat.
- Melibatkan mereka di momen-momen spesial
Datanglah atau ajaklah mereka mendatangi momen-momen penting seperti ulang tahun, acara keluarga, atau momen bahagia lainnya. Hal ini akan memberikan mereka perasaan bahwa mereka memiliki keluarga yang peduli.
- Ajak anak yatim untuk berkegiatan positif
Sediakan waktu untuk mengajak anak yatim melakukan kegiatan positif seperti olahraga, mengunjungi tempat menarik, atau belajar bersama. Ini dapat meningkatkan kualitas hidup mereka dan membantu membentuk karakter yang baik, bersama Mizan Amanah Sahabat bisa menjadwalkan anak-anak yatim untuk dapat berkunjung ke tempat-tempat bersejarah atau rekreasi, hubungi nomor berikut untuk menjadwalkan kunjungan dan rekreasi bersama anak-anak yatim
- Melibatkan keluarga dan teman
Ajak keluarga dan teman-teman Sahabat untuk ikut serta dalam menyantuni anak yatim bersama Mizan Amanah, dengan berbagi tanggung jawab, Sahabat dapat memberikan dampak yang lebih besar dalam kehidupan anak yatim.
Semoga segala bentuk ikhtiar kita dalam berbuat baik kepada anak-anak yatim berbuah manis di dunia, hingga Allah balas dengan Surga di akhirat. Allahu’alam bish showab