Anak yatim adalah istilah bagi seorang anak yang ayahnya telah meninggal dunia. Didalam ajaran Islam, mereka perlu mendapat perhatian khusus melebihi anak-anak lain yang masih memiliki seorang bapak. Islam memerintahkan umat Muslim untuk selalu menyantuni anak yatim.
Salah satu keutamaan menyantuni anak yatim adalah melunakkan hati manusia yang keras. Rasulullah bersabda:
“Bila engkau ingin agar hati menjadi lembut dan damai dan anda mencapai keinginanmu, sayangilah anak yatim, usaplah kepalanya, dan berilah dia makanan seperti yang engkau makan. Bila itu engkau lakukan, hatimu akan tenang serta lembut dan keinginanmu akan tercapai.” (HR Thabrani)
Orang yang tenang hati dan jiwanya, maka pancarannya akan terlihat ketika ia beribadah dan bekerja. Ketika ia melayani orang lain, maka orang lain pun merasa senang padanya. Dan apa yang kita sedekahkah kepada orang lain, sebenarnya itulah harta kita yang sesungguhnya. Yang kita nikmati di dunia akan berkurang dan lama-lama habis. Namun, ketika kita memberikan apa yang kita miliki untuk orang lain yang membutuhkan, maka itulah harta sesungguhnya yang akan kita bawa mati.
Jangan takut kehilangan rezeki dan jangan pernah sia-siakan kesempatan untuk menyantuni anak yatim. Tidak hanya jaminan surga di akhirat, namun Allah SWT juga menjanjikan kepada orang yang menyantuni anak yatim akan terpenuhi semua kebutuhan hidupnya.
Hal ini diriwayatkan dari hadits sebagai berikut:
“Barang siapa yang mengikutsertakan seorang anak yatim diantara dua orang tua yang muslim, dalam makan dan minumnya, sehingga mencukupinya, maka ia pasti masuk surga.” (HR. Al-Baniy, Shahih At Targhib, Malik Ibnu Harits: 1895)
Maka dari itu, kami dari Mizan Amanah, mengajak Sahabat Dermawan semua untuk turut membantu memberikan sebagian hartanya, baik berupa makanan dan minuman untuk anak-anak yatim tercinta.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan Sahabat Dermawan dengan kebaikan yang berlipat ganda. Aamiin.
klik link berikut untuk berdonasi:
https://mizanamanah.or.id/detailprogram/bantu-penuhi-kebutuhan-gizi-anak-yatim
