Perempuan Ceria itu Bernama Zarina Dari Garut ke Bogor untuk Menuai Prestasi
Zarina Saja
Ya betul, seperti halnya judul yang saya tulis, namanya Zarina saja tidak kurang, tidak lebih. Lahir di Garut, 19 Oktober 2019. Lahir di pedesaan yang asri dan jauh dari hiruk pikuk kota, menjadikannya sebagai perempuan yang ceria. Zarina menjadi seorang Anak Yatim sedari bayi. Ia ditinggalkan oleh ayahnya sebelum ia mengerti dan memahami kondisi dunia seutuhnya. Jika kata pepatah “Cinta pertama anak perempuan adalah ayahnya”, Zarina tidak memiliki cinta pertama, bahkan merasakan kasih sayang ayahpun tidak.
Zarina hari ini mendapatkan prestasi dari hasil kerja kerasnya dalam belajar. Zarina mendapatkan Ranking kedua ketika pembagian raport siswa di MI Miftahussalam beberapa waktu kebelakang. Prestasi ini menjadi bahan bakar bagi Zarina untuk menuai prestasi-prestasi lainnya. Bercita-cita menjadi Polwan, ia mengerti bahwa cita yang ingin ia capai memerlukan perjuangan sedari kecil.
“Zarina mau jadi Polwan, mau mengabdi pada negara.” ujarnya.
“Cerewet dan Aktif” -Umi Ipah
Hari ini Zarina menjadi salah satu anak asuh di Panti Asuhan Mizan Amanah Pasir Kuda Bogor. Disana segala kebutuhan Zarina diurusi oleh Umi Asuhnya yang bernama Umi Ipah Syarifah. Dalam percakapan singkat saya dengan Umi Ipah (sapaan akrabnya) ia menuturkan bahwa Zarina merupakan anak yang cerewet dan sangat aktif. Zarina seringkali bercerita ke orang yang ditemuinya mengenai apapun itu.
“Zarina dikenal sebagai anak yang cerewet dan aktif sekali. Setiap harinya ia selalu bercerita ke orang-orang yang ditemuinya soal apapun. Kaya waktu baru saja pulang sekolah dia langsung cerita pengalamannya selama dia sekolah hari itu.” ujar Umi Ipah.
Dari cerita-cerita yang ia sampaikan ke teman-temannya, seringkali membuat tawa baru mereka. Selain kecerewetannya, ia juga dikenal sangat aktif sekali. Rasanya badan Zarina tidak diciptakan untuk beristirahat selain tidur. Karena diam sedikit saja dia sudah merasa tidak nyaman dalam diamnya. Sama halnya ketika belajar. Ia sangat senang sekali bertanya ketika ada hal yang tidak ia mengerti saat Ia belajar. Untung saja keaktifan dan cerewetnya menjadikan Ia cerewet dan aktif juga dalam belajar.
Senyum dari Bibir Mungilnya
Zarina adalah wujud keceriaan bagi orang-orang didekatnya. Tumbuh menjadi seorang anak yatim tidak memudarkan senyum yang selalu menghiasi bibir mungilnya. Bahkan semangatnya dalam belajar sehingga memeroleh prestasi di sekolahnya menjadi contoh yang perlu ditiru untuk kita semua. Kekurangan yang ia miliki menjadi bahan bakar tersendiri baginya untuk terus berprestasi. Semoga semangat Zarina bisa menginspirasi kita semua bahwa kekurangan bukanlah alasan untuk bisa bertumbuh dan berprestasi.
Zarina adalah salah satu anak beruntung yang bisa mendapatkan bantuan pendidikan dari Ayah Bunda. Masih banyak lagi diluar sana anak-anak yatim dan dhuafa yang memerlukan bantuan agar bisa melanjutkan pendidikan. Zarina sangat berterima kasih kepada Ayah Bunda yang telah bersedia menyisihkan sedikit hartanya untuk keberlanjutan pendidikannya. Doa baik dari Zarina untuk Ayah Bunda dari bibir mungilnya, semoga segala yang Ayah Bunda berikan Allah Swt balas dengan kebaikan yang berlipat.
Ayah Bunda, masih banyak Anak Yatim dan Dhuafa yang memerlukan bantuan untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Teruslah terhubung dengan kami untuk bisa terus melanjutkan berbagai kebaikan kepada orang yang membutuhkan. Kebaikan Ayah Bunda adalah semangat bagi Anak-anak Yatim untuk melanjutkan perjuangan mereka mendapatkan cita.