Kisah Siti Aisyah

Siti Asiyah merupakan istri Fir’aun, raja Mesir yang sombong dan menganggap dirinya sebagai Tuhan.

Suatu hari, ketika Siti Asiyah tengah duduk di taman dalam istananya yang dialiri sungai, ia melihat sebuah benda terapung dan mengalir ke arahnya. Ia kemudian memerintahkan dayang-dayang istana untuk mengambil benda tersebut.

Ternyata, benda itu adalah sebuah peti yang didalamnya terdapat bayi laki-laki. Setelah melihatnya, Siti Asiyah langsung berkeinginan untuk merawat bayi tersebut.

Sebelumnya, Fir’aun sudah mengeluarkan perintah bahwa jika ada bayi laki-laki yang lahir dari Bani Israil, bayi itu harus dibunuh. Hal ini ia lakukan karena ia bermimpi akan datang bayi laki-laki dari Bani israil yang berpotensi mengancam kekuasaannya.

Kabar tentang adanya bayi laki-laki yang ditemukan Siti Asiyah pun akhirnya sampai kepada Fir’aun. Ia langsung menyuruh utusannya untuk membunuh bayi itu.

Beruntung, Siti Asiyah berhasil mencegahnya dan ia kemudian berupaya melembutkan hati suaminya agar bersedia menjadikan bayi tersebut sebagai anak angkatnya. Fir’aun menyetujui permintaannya, karena ia sangat mencintai istrinya.

Bayi yang ternyata Nabi Musa as itu pun tumbuh besar di dalam istana dengan kasih sayang Siti Asiyah. Ketika sudah dewasa dan diangkat menjadi nabi, ia diperintahkan Allah SWT untuk menyampaikan wahyu kepada semua orang, termasuk ayah dan ibu angkatnya.

Siti Asiyah mempercayai wahyu tersebut dan beriman kepada Allah SWT. Ia tahu suaminya tidak akan menyetujui keputusannya itu. Tapi dirinya yakin bahwa langkah yang diambilnya sudah benar.

Sesuai dugaan, saat mendengar penyampaian Nabi Musa as, Fir’aun marah. Dia langsung memerintahkan prajuritnya untuk menyiksa dan membunuh semua orang yang mengikuti ajakan Nabi Musa as, termasuk istrinya.

Meski demikian, keyakinan Siti Asiyah tidak goyah. Segala siksaan yang ditujukan kepadanya justru membuatnya semakin tegar.

Melihat istrinya yang tetap teguh mengikuti ajaran Nabi Musa as, Fir’aun makin murka. Dia lalu memerintahkan algojo untuk langsung membunuhnya.

Pengorbanan Siti Asiyah dalam mempertahankan keimanannya sungguh besar. Kesabaran dan keteguhan hatinya patut kita teladani.

Siti Asiyah tidak hanya membuktikan diri sebagai hamba Allah yang baik, namun juga sebagai ibu yang baik. Kepadanya, Allah SWT memberikan tempat yang mulia disisinya.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

12 − 6 =

Kolaborasi kebaikan untuk kemaslahatan bersama.

Wujudkan cita-cita generasi untuk masadepan bangsa.

Relawan
0 +
Program
0
Penerima Manfaat
0 k+
John Doe
John Doe@username
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.
John Doe
John Doe@username
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.
John Doe
John Doe@username
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Ringankan Kebaikan, Beratkan Timbangan.

Kami berkomitmen untuk memberikan dampak nyata bagi masyarakat, terutama anak yatim dan kaum dhuafa.

Investasikan kepedulian Anda untuk masa depan mereka yang lebih baik. Jadilah bagian dari perubahan, uluran Anda adalah kunci harapan mereka.

Newsletter

Dana yang didonasikan melalui Mizan Amanah bukan bersumber dan bukan untuk tujuan pencucian uang (money laundry), termasuk terorisme maupun tindak kejahatan lainnya.

Download Aplikasi:

2025 © Mizan Amanah. All Rights Reserved.

Loading...