Dialah Ayunin Deviani: Bentuk Perjuangan Seorang Gadis Kecil untuk Mencapai Citanya tanpa Kasih Sayang Orang Tua

Ayunin Deviani

Namanya Ayunin Deviani, seorang gadis kecil cantik yang berasal dari Sumedang. Ayunin hari ini tercatat sebagai salah satu siswi kelas tiga di salah satu Madrasah Ibtidaiyah Kota Bogor. Ayunin hanya merasakan kehangatan keluarga hingga usianya baru saja menginjak 2 tahun. Setelahnya, ibu dan ayah dari Ayunin memutuskan untuk berpisah.

(Ayunin Deviani)

Setelah perpisahan ayah dan ibunya, Ia memilih kembali melanjutkan hidup bersama ibu dan kakak-kakaknya. Tidak memiliki suami, menjadikan ibu Ayunin tidak memiliki sandaran ekonomi. Kondisi ekonomi yang semakin menurun membuat keluarganya seperti pincang setelah perceraian itu. Alhasil 3 kali sudah setelah berpisah dengan bapak Ayunin, ibunya kembali menikah. Sedangkan ayah dari Ayunin tidak diketahui tepatnya tinggal dimana. Namun, sedikitnya setahun sekali, Ayunin bertemu dengan ayahnya yang berprofesi sebagai Buruh Bangunan.

(Ayunin sedang Bermain Bersama Teman-temannya)

Kehidupan Ayunin setelah perceraian orangtuanya menjadi seolah neraka. Hidup dan bersekolah dari bantuan kakak kandungnya, Ayunin tidak mendapatkan kasih sayang ayah dari bapak tirinya. Bahkan seringkali Ayunin kedapatan sedang dimarahi habis-habisan karena kesalahan kecilnya. Lebih dari itu, ayah tiri Ayunin seringkali melampiaskan kekesalannya kepada Ayunin. Ayunan tangan bapak tirinya seringkali terasa panas di badan Ayunin. Karena itu akhirnya Ayunin mendapatkan semacam trauma dan sering menyendiri keluar dari keramaian.

(Ayunin di Ayunan dan Teman-temannya sedang Bermain Bersama)

Mulanya kakak dari Ayunin bersedia dan bisa membiayainya untuk bersekolah. Namun, ketika menginjak kelas 3, kondisi ekonomi kakaknya berubah dan membuatnya tidak lagi bisa menanggung biaya pendidikan Ayunin. Keluarga Ayunin yang lain pun sama tidak bisa membantu lebih karena kondisi ekonomi serupa menimpa keluarga besarnya. Hingga akhirnya ibu Ayunin menitipkan Ayunin ke Mizan Amanah.

Kehidupan yang Baru

Seperti yang telah disampaikan diatas, Ayunin memiliki trauma atas tindakan ayah tirinya. Hal ini mengakibatkan dirinya selalu murung dan menghindari keramaian. Seringkali Ia terlihat menyendiri ketika teman-temannya sedang ramai bermain boneka. Memang nyata, apa yang dialami anak kecil akan sangat amat berbekas dalam ingatan mereka. Mengisi memori-memori kosong, menciptakan rasa trauma yang mungkin akan ia bawa sampai besar nanti.

(Ayunin bersama Ayah Asep Orang tua Asuh Ayunin di Mizan Amanah Pasir Kuda)

Kasih sayang orangtua adalah harga yang mahal bagi Ayunin kecil. Ia hanya bisa mengekspresikan semua yang dirasakannya dengan tangisan. Jika anak seusianya menangis karena ingin mainan, lain lagi dengan apa yang Ayunin rasakan. Tangisannya bermaksud untuk mengundang kasih dalam pelukan. Jika pelukan itu sudah ia rasakan, barulah Ia bisa menghentikan air mata keluar dari matanya. Hal ini disampaikan oleh Umi Ipah, orang tua angkat Ayunin di Panti Asuhan Mizan Amanah Pasir Kuda.

(Ayunin kiri dan Zarina kanan sedang Menyirami Tanaman)

“Awalnya Ayunin itu sering banget nangis dikit-dikit nangis, dikit-dikit nangis. Sebabnya mah kaya anak kecil biasa sih, rebutan mainan gitu terus nangis, tapi kok sering banget. Bisa lama banget itu Ayunin kalau lagi nangis. Beberapa kali saya memperlakukan dia pas nangis itu ditanya kenapa ga mau berhenti, didiemin malah makin menjadi-jadi. Pernah sekali waktu pas nangis saya peluk, eh dia langsung berhenti. Dari sana saya sadar kalau Ayunin sama satu lagi nih Zarina membutuhkan kasih sayang lebih, yang sebetulnya itu hal wajar didapatkan oleh mereka. Tetapi karena mereka tidak mendapatkannya dari kedua orang tua mereka, akhirnya ketika mendapatkan kasih sayang dari orang tua asuhnya mereka sangat senang sekali.” ujar Umi Ipah.

(Potret Ayunin menggunakan Baju Silatnya)

Hari ini Ayunin sudah menganggap orang tua asuhnya sebagai orang tuanya sendiri. Hal ini tentunya karena kasih sayang yang ia rasakan dan orang tua asuhnya berikan untuk Ayunin. Sampai sekarang Ayunin sudah tidak canggung lagi ketika meminta sekedar pelukan atau memiliki keinginan untuk ikut tidur dengan orang tua asuhnya itu.

(Potret Ayunin bersama Teman-temannya menggunakan Baju Silat)

“Pernah awal-awal ia bilang sambil malu gini: ‘umi aku boleh ga tidur bareng umi?’ disana saya langsung peluk aja Ayunin sambil sedih, terus saya jawab ‘boleh dong, yuk malam ini tidur bareng umi’ pikiran saya waktu itu, kok bisa ya orang tuanya tidak menyayangi anak pintar kaya dia. Saat orang lain menginginkan anak, mereka diberi oleh Allah anak yang pintar namun disia-siakan, astagfirullah” lanjur Umi Ipah.

Gadis Kecil Berprestasi

Di Panti Asuhan Mizan Amanah Pasir Kuda, Ayunin termasuk anak pendiam namun memiliki kelebihan dalam kepintarannya. Ia dikenal rajin mengulang pelajaran dan rajin belajar. Tidak hanya dalam pelajaran, Ayunin juga memiliki prestasi yang tidak kalah membanggakan, yaitu menjadi Juara 1 dalam ajang Kejuaraan Pencak Silat Wasit Juri Championship 3 Kota Depok. Ayunin berhasil menjadi jawara setelah mengalahkan anak-anak seusianya. Hal ini bisa Ayunin dapatkan karena kegigihannya dalam berlatih.

(Ayunin beserta Medali dan Piagam Penghargaannya)

Selain itu Ayunin juga giat menghafal Al-Quran. Ketika ditanya mengenai cita-cita, Ayunin menjawab dengan yakin dan pasti kalau cita-citanya ingin menjadi Hafidzoh. Lalu setelah ditanya kembali alasan mengapa dirinya ingin menjadi Hafidzah, Ayunin mengutarakan jika dirinya ingin memberikan mahkota untuk kedua orang tuanya di akhirat nanti.

“Aku pengen jadi Hafidzah yang hafal 30 juz Al-Quran. Kenapa pengen jadi Hafidzah, karena aku ingin memberikan mahkota untuk kedua orang tuaku di akhirat nanti” ujar gadis kecil itu.

Atas apa yang Ayunin dapatkan hari ini, tentunya ada andil banyak Sahabat Dermawan di dalamnya. Ayunin jadi bisa kembali merasakan duduk di bangku sekolah, kembali bisa merasakan kasih sayang orang tua, dan lagi Ia bisa mendapatkan prestasi di bidang yang Ia geluti. Untuk itu, rasa terima kasih tidak terhingga kami ucapkan kepada Sahabat Dermawan yang terus mendukung kami dalam mengurus anak-anak yatim dan dhuafa. Tanpa Sahabat Dermawan tentunya kami tidak akan bisa melangkah sejauh ini. Terima kasih telah membersamai kami hingga saat ini.

Sahabat Dermawan, diluar sana masih banyak anak-anak yatim dan dhuafa yang memerlukan bantuan untuk hanya sekedar agar bisa melanjutkan hidupnya. Oleh karena itu, kami mengajak Sahabat Dermawan agar terus ikut serta bersama kami demi memberdayakan mereka. Agar mereka bisa melanjutkan pendidikannya, agar mereka bisa melanjutkan asa mereka dan mewujudkan cita-cita mereka. Mari tetap terhubung dengan kami agar kami tetap bisa menghubungkan berbagai kebaikan Sahabat Dermawan kepada mereka yang membutuhkan.

Dari Pasir Kuda-Bogor, Tim Mizan Amanah Melaporkan #AnakAsuhBerprestasi


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Loading...