Bayar Utang Dulu atau Sedekah Dulu, Ini Jawaban Menurut Islam

Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita dihadapkan pada dilema antara membayar utang atau bersedekah terlebih dahulu. Kedua perbuatan ini sama-sama bernilai ibadah dalam Islam, tetapi manakah yang lebih diutamakan jika harus memilih? Berikut adalah pandangan Islam mengenai hal ini.
Pentingnya Membayar Utang dalam Islam
Utang adalah tanggung jawab yang wajib ditunaikan oleh seorang muslim. Rasulullah SAW sangat menekankan pentingnya melunasi utang. Beliau bersabda:
“Jiwa seorang mukmin tergantung dengan utangnya, sampai utang tersebut dilunasi.” (HR. Tirmidzi)
Bahkan, dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW enggan menyolatkan jenazah seseorang yang meninggal dalam keadaan masih memiliki utang, kecuali jika ada yang bersedia menanggung utangnya. Hal ini menunjukkan betapa besar tanggung jawab seorang muslim untuk menyelesaikan utangnya sebelum melakukan ibadah-ibadah lain yang bersifat sunnah.
Keutamaan Sedekah
Di sisi lain, sedekah memiliki kedudukan yang mulia dalam Islam. Allah SWT berfirman:
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji.” (QS. Al-Baqarah: 261)
Sedekah dapat menjadi sebab datangnya rezeki, penghapus dosa, dan pelindung dari bencana. Namun, sedekah bukanlah kewajiban jika dibandingkan dengan membayar utang, yang merupakan hak orang lain yang harus segera ditunaikan.
Mana yang Didahulukan: Bayar Utang atau Sedekah?
Dalam Islam, membayar utang memiliki prioritas lebih tinggi dibandingkan sedekah. Hal ini karena utang adalah kewajiban yang langsung terkait dengan hak orang lain. Sedangkan sedekah adalah ibadah sunnah yang pelaksanaannya dapat menunggu hingga kewajiban utama selesai.
Namun, ada beberapa kondisi di mana seseorang tetap dapat bersedekah meskipun memiliki utang:
- Jika Utangnya Tidak Mendesak: Jika waktu pelunasan utang masih lama atau telah disepakati dengan pemberi utang, Anda dapat menyisihkan sebagian kecil rezeki untuk bersedekah.
- Sedekah Kecil yang Tidak Membebani: Sedekah tidak harus dalam jumlah besar. Memberikan sedekah kecil yang tidak memengaruhi kemampuan melunasi utang tetap diperbolehkan dan bernilai ibadah.
- Jika Sedekah Memberi Manfaat Darurat: Dalam keadaan tertentu, seperti membantu orang yang sangat membutuhkan, sedekah dapat didahulukan selama tidak mengabaikan kewajiban membayar utang.
Ajakan untuk Menyeimbangkan Kewajiban dan Kebaikan
Sebagai seorang muslim, kita dianjurkan untuk bijak dalam mengelola harta. Berikut adalah beberapa tips untuk menyeimbangkan antara membayar utang dan bersedekah:
- Utamakan Melunasi Utang Secara Bertahap: Jika utang Anda besar, buatlah rencana pelunasan secara bertahap sambil tetap menyisihkan sebagian kecil untuk bersedekah.
- Berdoa Memohon Kelapangan Rezeki: Mintalah kepada Allah SWT agar diberikan kelapangan rezeki untuk menyelesaikan utang dan tetap bisa bersedekah.
- Bersedekah dengan Apa yang Dimiliki: Sedekah tidak selalu berupa uang. Anda dapat bersedekah dengan tenaga, waktu, atau ilmu yang bermanfaat.
Allah SWT berfirman dalam QS. At-Taghabun: 16: “Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu, dan dengarkanlah serta taatlah; dan nafkahkanlah harta yang baik untuk dirimu. Dan barang siapa dijaga dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Dengan mengutamakan kewajiban dan tetap berusaha menebar kebaikan, insyaAllah rezeki akan selalu dilapangkan dan kehidupan menjadi lebih berkah. Semoga kita selalu dimudahkan dalam menunaikan kewajiban dan memperbanyak amal kebaikan. Aamiin.